Tak Pernah Pergi

Kala  itu kau datang kepadaku bercerita apapun yang kau rasa.
Untuk kali kedua kau kembali bercerita tentang luka karena dia.
Untuk kali ketiga kau kembali tertawa dan bercerita  dia yang kini membuat mu bahagia.
Untuk kali keempat kelima dan seterusnya...

Entah sampai kapan kau bercerita suka duka mu karena seseorang.
Tanpa pernah kau sadar seharusnya ada perasaan yang harus kau jaga, harus kau mengerti, bagaimana rasa ini sebenarnya telah nampak dengan begitu terang.
Mentari pun kupikir kalah.
Nyatanya kau mungkin buta? Atau berpura-pura ?

Entahlah...
Apapun itu...
Aku bersyukur berada di samping mu
menjadi tempat pertama segala curahan hatimu,  aku bahagia.
setidaknya aku berada pada tempat yang spesial pada bagian hatimu.
Meski tempat itu mungkin sempit, tak mengapa.
Aku sudah cukup bahagia karena dengannya aksara dapat terus kurangkai
Melukis apa yang dirasa di hati
Meluapkan segala apa yan ingin diungkapkan
Menyatakan pun mungkin ku sampaikan lewat tulisan.

Semoga kelak ketika kau membacanya , sajak sedih  ini bisa menyadarkanmu dari lamunan yang melelahkan, untuk berhenti mengejar seseorang, dan berbalik
mengejarku yang tetap di tempat
menanti kamu yang telah membuatku terpikat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kebaikan Berbagi Membuat Hidup Menjadi Lebih Bermakna

Membentuk Generasi Antikorupsi Dengan Metode Mendongeng

Berwisata Sambil Belajar