Membentuk Generasi Antikorupsi Dengan Metode Mendongeng
Image/pribadi |
Budaya korupsi di Indonesia jika layaknya sebuah penyakit bisa diibaratkan sudah stadium empat artinya sudah sangat kronis. Berita tentang korupsi banyak sekali dengan beragam jenis tindakan korupsi yang dilakukan oleh para pejabat, baik di pusat ataupun daerah dan menjadi headline di setiap pemberitaan. Kenyataan tersebut cukup membuat pilu. Lagi, fakta tersebut cukup menyakitkan bagi orang-orang yang di dalam dirinya masih merawat sifat-sifat agung yang diajarkan Nabi Muhammad S.A.W seperti shidiq, amanah, tabligh, dan fathanah. Sebuah karakter yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, cerdas dan tetap memiliki adab yang mengimbangi pengetahuannya.
Korupsi di Indonesia tidak berada pada level yang receh. Bukan lagi soal suap-menyuap, lebih dalam, korupsi yang terjadi di Indonesia saat ini adalah korupsi yang bisa memengaruhi pengambilan kebijakan publik. Korupsi yang dilakukan secara masif, terstruktur, rapih dan tersembunyi. Ada istilah oligarki di dalam korupsi, banyak para oligark yang mengontrol kekuasaan untuk mempertahankan kekayaan pribadi. Terlalu sering korupsi yang terjadi di Indonesia seperti menjadi hal yang umum bahkan lumrah disebabkan kompaknya para pengemban amanah yang beramai-ramai melakukan korupsi. Sehingga masyarakat menjadi muak dengan pemberitaan korupsi dan banyak pula yang menjadi tidak peduli dengan apa yang terjadi pada bangsa ini.
Melihat fenomena ajaib yang ada di negeri para bedebah ini, lalu saya bertanya pada diri saya sendiri apa mungkin korupsi bisa dicarikan solusi? Apa mungkin korupsi bisa ditebas tuntas? Bagaimana caranya? Sebagai seorang pemuda keinginan untuk berkontribusi meskipun sedikit bahkan pada ranah yang kecil di lingkungan keluarga misalnya, saya merasa sangat terpanggil untuk merespon kasus-kasus korupsi yang ada, disusul tindakan pemberantasan korupsi ala-ala saya. Lalu dengan cara apa? Saya bukan penyidik KPK, bahkan tidak tahu menahu tentang korupsi dan kawan-kawannya. Lalu apa saya pesimis? Jawabannya adalah TIDAK! Caranya?
Pembaca yang budiman, dalam menyelesaikan permasalahan korupsi di Indonesia bukanlah perkara mudah, tapi bukan berarti tidak mungkin untuk mewujudkan Indonesia bebas dari korupsi. Hanya saja butuh usaha yang keras karena budaya korupsi di Indonesia sudah mendarah daging, jadi kita perlu cabut karakter parasit tersebut dari akar-akarnya. Tugas memberantas korupsi tidak hanya menjadi tanggung jawab KPK saja, semua elemen masyarakat juga bisa berpartisipasi membantu meringankan tugas KPK dalam melawan korupsi.
Cara-cara sosialisasi dan seminar bisa jadi efektif dan bisa jadi tidak, oleh karena itu perlu cara lain yang lebih mengena dan efektif. Ada satu metode yang saya optimis bahwa metode tersebut cukup efektif untuk membuat generasi muda Indonesia menjadi generasi antikorupsi. Jawabannya adalah dengan mendongeng. Banyak penelitian yang menyatakan bahwa mendongeng bisa mengubah perilaku anak. Dongeng menjadi salah satu cara yang anti mainstream dalam melawan korupsi. Sampai disini teman-teman yang membaca tulisan ini pasti masih bingung bukan? Hehehe.
Mendongeng dan Tindakan Antikorupsi
Mari kita bahas tentang melawan korupsi dengan memberikan pendidikan anti korupsi melalui metode mendongeng. Mengutip statement Seto Mulyadi atau akrab disapa Kak Seto Ketua Komnas Perlindungan Anak mengatakan bahwa dongeng sangat baik bagi anak untuk berimajinasi dan anak juga bisa mengadopsi nilai baik atau pesan baik dari setiap karakter dan cerita dalam sebuah dongeng. Banyak manfaat mendongeng yang salah satunya menurut Kak Seto bisa membuat seorang anak menjadi berpikir dan berperilaku baik.
Banyak penelitian yang membuktikan jika mendongeng memang ampuh untuk membentuk dan merubah perilaku anak. Seperti salah satu penelitian dari Desy Ery Danny yang mengangkat pembahasan tentang “Pembentukan Karakter Anak Melalui Kegiatan Mendongeng” dijelaskan bahwa kognitif seorang anak dapat berkembang dengan baik karena melakukan aktivitas berupa memperhatikan, mengingat, dan bertindak yang termotivasi oleh pesan yang disampaikan dalam cerita. Pengalaman mendengar dongeng dari orang dewasa akan membentuk karakter anak dari cerita yang berhasil melibatkan emosi anak dan cerita yang memiliki pesan positif. (sumber: ejournal.undip.ac.id).
Kegiatan mendongeng pada era digital seperti saat ini sudah mulai ditinggalkan, tidak banyak orang tua yang melakukan dongeng kepada anaknya. Berbeda pada zaman dahulu, termasuk pengalaman penulis yang sering dibacakan dongeng oleh orang tua tentang Si Kancil yang cerdik, Bawang Putih Bawang Merah, Timun Mas dan lain-lain.
Mari kita sedikit menengok ke belakang, teruntuk teman-teman semua yang masa kecilnya sering dibacakan dongeng oleh orangtuanya bagaimana perasaan kita saat itu? Antusias, menyimak, berimajinasi dan hanyut dalam cerita tersebut. Tidak mau seperti Bawang Merah sebab jahat, anak merasa kasihan pada Bawang Putih, anak suka pada karakter Bawang Putih yang baik dan kesimpulan-kesimpulan lain yang ada di benak waktu itu. Lihat bagaimana anak menjadi mengerti tentang sebuah karakter yang baik atau buruk, ingin menjadi tokoh yang baik serta tidak suka pada tokoh yang jahat. Anak juga mulai berimajinasi membayangkan bagaimana Keong Emas yang menolong Mbok Rondo, bagaimana Si Kancil yang kecil tapi bisa mengalahkan buaya dan lain lain. Sebuah proses yang baik untuk melatih kekreatifan anak melalui berimajinasi.
Dari paparan di atas tentang mendongeng yang memiliki peran besar terhadap pembentukan karakter seorang anak inilah kenapa orang tua mulai perlu merawat lagi budaya tutur lisan tersebut dengan pilihan cerita yang banyak mengandung pesan positif. Sebuah cara yang efektif untuk membentuk generasi penerus bangsa agar tidak memiliki karakter seorang koruptor. Para koruptor bisa dikatakan amoral meskipun para pejabat menempuh pendidikan di sekolah-sekolah mahal bahkan pendidikan para pejabat sangat tinggi. Tapi sayang seribu sayang ilmunya dikesampingkan dan kalah dengan godaan. Sebab pendidikan karakter mereka kurang itulah yang menjadi penyebabnya.
Pendidikan Antikorupsi dan Buku Seri Tunas Integritas dari KPK
Kiprah KPK sendiri perlu untuk terus didukung. Disamping KPK terus berusaha membongkar kasus-kasus baru, KPK juga menggalakan Pendidikan Antikorupsi (PAK) untuk semua jenjang agar terintegrasi dengan seluruh mata pelajaran. Selain itu KPK juga menerbitkan Buku Seri Tunas Integritas sebagai media pembelajaran antikorupsi untuk anak usia dini.
Seperti yang sudah saya singgung di atas bahwa KPK menerbitkan 6 buah Buku Seri Tunas Integritas. Buku seri tersebut berjudul Byur!, Hujan warna-warni, Ya ampun, Wuuush!, Ini, itu?, Ungu, Di mana Kamu? Buku tersebut ataupun buku cerita lainnya yang banyak mengandung pesan bisa untuk dimanfaatkan sebagai media mendongeng kepada anak, keponakan, adik, sepupu ataupun tetangga di dekat kita. Pada akhirnya manfaat dari mendongeng yang salah satunya bisa membentuk karakter anak, maka akan tercipta generasi antikorupsi. Lebih gampangnya adalah membentuk generasi antikorupsi melalui metode mendongeng.
Pemberantasan korupsi menjadi tugas bersama, meskipun tidak menjadi penyidik KPK bukan berarti tidak bisa memberikan kontribusi untuk memberantas korupsi. Mari ambil bagian sesuai kemampuan di bidang masing-masing. Tetapi saya melalui tulisan ini ingin mengajak teman-teman untuk ambil bagian di lingkungan terkecil kita yaitu keluarga dalam memberantas korupsi. Teman-teman semua pasti punya anak, adik, keponakan, saudara, ataupun tetangga yang masih kanak-kanak. Mari mulai membentuk karakter yang baik melalui dongeng-dongeng meskipun fiksi tapi mengandung banyak pesan.
Karakter anak lebih mudah kita bentuk saat usia dini. Ada masa yang tidak boleh dilewatkan oleh para orangtua untuk membentuk anaknya kelak menjadi emas bahkan berlian yaitu ketika anak berada pada usia 0-5 tahun. Rentang usia 0-5 tahun sering disebut usia emas atau golden age, karena itulah pada masa golden age ini anak harus banyak diberi input yang positif dan diajarkan hal-hal baik karena akan terbawa pada masa dewasanya sehingga menjadi karakter yang kuat pada diri anak. Salah satu dari sekian banyak cara adalah dengan mendongeng.
Video cuplikan penulis saat bercerita kepada anak-anak.
Bercerita atau mendongeng kepada anak-anak sudah saya praktekkan kira-kira sejak dua tahun yang lalu kepada keponakan saya. Sadar bahwa mereka berada di masa emasnya saya harus pandai mengambil momentum ini untuk membentuk anak dan mengenalkannya pada hal-hal baik. Alhamdulillah saya punya banyak koleksi buku cerita karena kebetulan juga saya memiliki komunitas yang menggerakkan literasi di masyarakat khususnya yang literasi baca. Buku-buku tersebut pun saya gunakan untuk mengenalkan anak pada buku dan membentuk budaya bacanya sekaligus membentuk karakter baik anak melalui cerita-cerita dari buku.
Anak antusias dengan buku. Image/pribadi |
Buku Koleksi Penulis Image/pribadi |
Proses membentuk anak dan mengarahkan generasi muda kita menjadi generasi antikorupsi dengan mendongeng mungkin membutuhkan proses yang lama dan juga tidak mudah. Permasalahan kenapa bisa terjadi tindakan korupsi karena pendidikan kita yang hanya berfokus pada aspek kognitif saja, pendidikan karakternya sangat kurang sehingga terjadilah tindakan korupsi. Untuk membentuk generasi muda yang antikorupsi orangtua perlu proaktif memberikan pendidikan karakter untuk mengimbangi pengetahuan anak agar kelak menjadi insan bijak. Mendongeng adalah salah satu dari sekian banyak cara dan tentunya perlu dilakukan secara massif dan telaten agar hasilnya pun lebih besar.
Siapa yang tidak mau negaranya maju karena dana yang seharusnya dikucurkan untuk kepentingan rakyat disalurkan sebagaimana mestinya? Karena para pemangku jabatan yang amanah dan selalu memelihara sifat-sifat agung yang Rasulullah ajarkan kepada umatnya. Hal tersebut berimbas pada kemajuan bangsa pada semua sektor sebab tidak terjadi kendala atau hambatan dikarenakan ada pejabat yang korupsi dana-dana yang seharusnya untuk kepentingan rakyat tetapi dialihkan menjadi kepentingan pribadi atau kelompok saja tidak lagi terjadi.
Mari kita bersama-sama wujudkan Indonesia bebas korupsi. Mari proaktif Membantu KPK menyelesaikan korupsi dari akar permasalahannya. Jangan hanya bisa menuntut, lempar tanggung jawab dan hanya menyalahkan tanpa ada peran yang bisa kita berikan. Sekali lagi memberantas korupsi menjadi tanggung jawab bersama, dan mari ambil bagian sesuai bidang dan kemampuan masing-masing untuk Indonesia bebas korupsi.
.
.
.
Follow My Instagram @najaaya97
Komentar
Posting Komentar