Cara Cerdas dan Anti Mainstream Membuat Masyarakat Cinta Literasi
Bangsa besar adalah bangsa yang memiliki budaya literasi yang baik. Hal ini sebagai perwujudan identitas kecendekiawanan sebuah bangsa. Salah satu aktivitasnya adalah masyarakatnya yang gemar membaca .
Tetapi literasi tidak hanya terbatas pada aktivitas membaca dan menulis saja. Konteks literasi dalam hal ini bukan hanya masalah bagaimana masyarakat Indonesia terbebas dari buta aksara, lebih dalam lagi bagaimana menciptakan masyarakat Indonesia menjadi warga yang kritis, produktif, kreatif , inovatif, serta mampu bersaing di tingkat global dengan bangsa lain. Tujuan akhirnya adalah memberikan dampak meningkatnya kesejahteraan hidup.
Realitanya adalah masyarakat Indonesia memiliki budaya literasi yang rendah. Salah satu hasil dari survei tentang kemampuan literasi masyarakat Indonesia yang dilakukan oleh Central Connectitut State University pada tahun 2016 menunjukkan peringkat yang memprihatinkan yakni pada posisi ke-60 dari 61 negara. Sedangkan survei lain yang dilakukan oleh Programme for International Student Assesment (PISA) pada tahun 2015 peringkat Indonesia berada di urutan ke-61 dari 72 negara.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa frekuensi kegiatan membaca, kegiatan belajar banyak hal baru untuk menambah pengetahuan, disusul dengan kegiatan mengimplementasikan dengan kehidupan atau bahkan melakukan sebuah tindakan yang membawa perubahan dari pengetahuan yang dimiliki, masih rendah dan belum membudaya di masyarakat kita.
Fakta bangsa Indonesia memiliki budaya literasi yang rendah , berujung pada rendahnya tingkat kesejahteraan hidup, rendahnya kualitas hidup ekonomi masyarakat, fakta ini ditandai oleh pendapatan per kapita yang rendah. Untuk menyelesaikan permasalahan literasi di Indonesia yang berkaitan dengan peningkatan SDM, maka pemerintah membuat program nasional yaitu program Gerakan Literasi Nasional atau GLN . GLN ini telah digalakkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai bagian dari implementasi dari Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 terbit, yaitu tentang Penumbuhan Budi Pekerti.
Perlu untuk diketahui GLN adalah program lanjutan dari pemerintah dalam memberantas buta aksara masyarakat indonesia. Permasalahan peningkatan sumber daya manusia ini telah menjadi program pemerintah semenjak dahulu. Situasi literasi di Indonesia itu sendiri sangat kompleks, wajar saja jika hasil daripada survei lembaga internasional yang telah lalu menunjukkan budaya literasi di Indonesia itu rendah, dibuktikan dengan peringkat Indonesia yang berada di bawah dari negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia . Karena memang saat itu programnya masih pada tahap pengentasan buta aksara pada masyarakat Indonesia dan belum mengarah pada peningkatan literasi tingkat lanjut yang lebih tinggi . Memasuki tahun 2015 GLN mulai gencar dikampanyekan.
Dalam buku Gerakan Literasi Sekolah Dari Pucuk Hingga Akhir Sebuah Refleksi karangan Billy Antoro dijelaskan secara gamblang bagaimana intervensi pemerintah dalam meningkatkan literasi masyarakat. Keadaan Indonesia Pasca kemerdekaan menunjukkan angka buta aksara masyarakat Indonesia masih sangat tinggi , artinya banyak rakyat Indonesia yang tidak bisa membaca, tidak bisa menulis dan tidak bisa berhitung. Jadi jelas program keaksaraan pemerintah saat itu adalah pemberantasan buta aksara dan belum pada tahap membentuk masyarakat yang memiliki kemampuan literasi tingkat tinggi untuk membentuk manusia yang kritis, kreatif dan berpengetahuan dalam menghadapi perkembangan zaman.
Saat itu Presiden Soeharto mencanangkan program wajib belajar enam tahun pada 2 Mei 1984, namun pada tahun 1994 Presiden Soeharto kembali mencanangkan program baru yaitu wajib belajar sembilan tahun untuk pengentasan masalah buta aksara bangsa ini agar cepat teratasi. Usaha pemerintah dalam memberantas buta aksara menunjukkan hasil yang positif. Pada 2002, angka melek aksara masyarakat Indonesia mencapai 89,51 %. Angka presentase yang cukup besar.
Hasil program tersebut memang belum sampai pada tahap membentuk masyarakatnya yang mampu memahami bacaan yang mana untuk melatih kemampuan berpikir kritis terhadap suatu hal . Karena memang tujuan dari berliterasi adalah membentuk masyarakat yang kritis serta membantu memersiapkan individu untuk hidup dalam masyarakat yang berpengetahuan. Sebab kita berada pada era yang terus mengalami perubahan dan inovasi- inovasi tanpa henti.
Program lanjutan dari pemerintah untuk meningkatkan SDM yaitu program Gerakan Literasi Nasional yang saat ini sedang gencar disosialisasikan dan perlu partisipasi semua lapisan masyarakat, program GLN ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan saja, tetapi harus dipikul secara bersama- sama, dan digiatkan pula oleh para pemangku kepentingan, seperti penggiat literasi, baik akademisi atau komunitas literasi tak ketinggalan pula peran dunia usaha untuk menyukseskan GLN ini.
Seperti tersebut pada buku panduan GLN bahwa tujuan GLN adalah menumbuhkembangkan budaya literasi pada ekosistem pendidikan, dari keluarga, sekolah, serta masyarakat dalam rangka pembelajaran sepanjang hayat sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup. Ranah GLN meliputi Gerakan Literasi Sekolah (GLS), Gerakan Literasi Keluarga (GLK), dan Gerakan Literasi Masyarakat (GLM) . Ekosistem pendidikan ini harus berjalan beriringan, saling berkesinambungan, terintegrasi dan melibatkan semua pemangku kepentingan untuk berkolaborasi dan akhirnya dapat mencapai cita- cita Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa .
Gencarnya pemerintah dalam menggerakkan literasi perlu untuk diapresiasi dan didukung oleh semua pihak. Di sini saya sebagai pihak kategori masyarakat, sekaligus seorang cendekia yaitu mahasiswa, seseorang yang terdidik sudah seharusnya terlibat dalam gerakan literasi nasional mengambil peran di masyarakat yaitu sebagai pihak penggerak literasi pada ranah ekosistem masyarakat juga sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat sebagaimana terdapat pada Tri Darma Perguruan tinggi. Oleh karena itu komunitas literasi GPAN atau Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara Pekalongan ada serta berusaha terlibat aktif untuk menyukseskan program gerakan literasi nasional ini.
Gerakan Literasi Masyarakat atau GLM merupakan gerakan berupa kegiatan- kegiatan literasi di mana masyarakat mennjadi sasaran utama kegiatan ini dari usia anak- anak hingga orang tua. GLM sebagai poros pendidikan sepanjang hayat bagi masyarakat. Gerakan ini bertujua untuk menjaga agar kegiatan membangun pengetahuan dan belajar bersama di masyarakat terus menyala dan berkelanjutan. Implementasi GLN pada pembahasan ini akan membahas praktik baik literasi masyarakat yang telah dilakukan GPAN Pekalongan, bagaimana kegiatannya dan bagaimana kontribusinya untuk menyukseskan GLN.
Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara Regional Pekalongan atau biasa disebut dengan GPAN Pekalongan adalah sebuah komunitas literasi yang diisi oleh anak- anak muda Pekalongan dan penggeraknya kita sebut sebagai volunteer literasi . Saya sebagai founder dari GPAN Pekalongan mengajak anak- anak muda yang mayoritas mahasiswa untuk menjadi volunteer GPAN Pekalongan. Tugas kami adalah menggalakkan literasi di masyarakat dengan metode yang lebih fleksibel, cerdas, ceria dan menyenangkan agar lebih mudah diterima masyarakat.
GPAN Pekalongan adalah komunitas yang baru berdiri pada tanggal 8 Februari 2019 dan merupakan anak dari GPAN Pusat yang berpusat di Malang. Cabang dari GPAN sudah tersebar banyak di daerah di Indonesia. Untuk mengkampanyekan segala kegiatan GPAN Pekalongan kami memanfaatkan media sosial seperti Instagram dan Facebook. Akun Instagram kami adalah @gpanpekalongan dan akun Facebook kami adalah GPAN Pekalongan.
Sekali lagi GPAN Pekalongan hadir mengambil peran untuk mendukung menyukseskan program GLN dalam ranah Gerakan Literasi Masyarakat (GLM). Untuk membuat langkah menjadi lebih ringan, GPAN Pekalongan berkolaborasi dengan TBM ( Taman Bacaan Masyarakat) di kota/ kab Pekalongan. Kolaborasi dengan TBM- TBM ini diharapkan dapat membuahkan hasil yang maksimal yaitu masyarakat dari anak- anak sampai orang dewasa menjadi dekat dan suka kepada buku- buku, menjadi masyarakat yang suka belajar banyak hal dan akhirnya berhasil membentuk masyarakat yang kritis dan berpengetahuan sebagai hasil dari aktivitas berliterasi.
Menggalakkan literasi di masyarakat Indonesia merupakan tugas berat dan bukan hal yang mudah . Sebab budaya literasi masyarakat Indonesia belum terbentuk, maka prinsip untuk setiap kegiatan di GPAN Pekalongan yaitu dengan memberikan akses buku bacaan secara gratis dengan koleksi buku yang beragam, kemudian dekat yang artinya tempat taman baca berada di keramaian kota sehingga terbuka untuk siapa saja yang mau mengunjungi stand taman baca GPAN Pekalongan, selanjutnya menyenangkan dengan segala kegiatan menarik yang dirancang oleh para volunteer serta yang terakhir berkelanjutan artinya kegiatan ini harus dilakukan secara rutin.
Prinsip- prinsip tersebut diterapkan saat membuka kegiatan taman baca , agenda rutin GPAN Pekalongan yang telah berjalan setiap 2 minggu sekali . Tempat di taman kota . Aktivitasnya seperti membaca bersama tetap menjadi menu utama, namun kegiatan lain seperti menumbuhkan bakat dan kreatifitas anak- anak juga kami tampilkan. Para volunteer GPAN Pekalongan berusaha membelajarkan banyak hal baru yang menyenangkan kepada pengunjung yang didominasi oleh anak- anak .
Contohnya aktivitas bercerita bersama, baik menggunakan buku atau bercerita dengan gambar sebagai upaya mengembangkan imajinasi anak. Membaca nyaring, diskusi buku yang telah dibaca sebagai upaya melatih kemampuan berpikir kritis anak dan melatih keberanian untuk mengungkapkan pendapat.
Kemudian origami, puzzle huruf dan angka sebagai upaya meningkatkan kreatifitas dan sifat ulet anak, tersedianya poster- poster bergambar hewan, dan tumbuhan. Ada juga menggambar dan mewarnai bersama dalam rangka menggali potensi anak dan menumbuhkan jiwa seni serta kreatif anak.
Membangun nilai kerukunan dan kebersamaan melalui pelestarian permainan tradisional berbahasa Jawa yang saat ini telah ditinggalkan oleh anak zaman sekarang juga coba kami munculkan saat membuka taman baca ini. Bahkan belajar bahasa asing pun kami hadirkan, dari bahasa Arab, bahasa Inggris, sampai bahasa Korea. Meskipun masih terbatas materi mendasar yang diajarkan kepada para pengunjung.
Tujuan dari pengajaran bahasa asing yang diberikan ke pengunjung diharapkan dapat memantik motivasi anak - anak untuk mau belajar dan menguasai bahasa asing sebanyak mungkin apalagi di zaman sekarang. Saya yakin semakin berkembangnya zaman, generasi muda di masa yang akan datang akan menghadapi tuntutan menguasai bahasa asing lebih dari satu pasti ada.
Berbagai cara yang telah kami tempuh untuk membuat masyarakat menjadi seseorang yang cinta berliterasi. Literasi yang tidak hanya terbatas pada aktivitas membaca dan menulis saja. Oleh karena itu GPAN Pekalongan mencoba membelajarkan banyak hal kepada masyarakat serta dalam setiap kegiatannya terselip tujuan untuk menumbuhkan kompetensi yang harus dimiliki oleh generasi muda di abad 21 ini yaitu kritis, kreatif, komunikasi, dan kolaborasi.
Selain itu membantu masyarakat Indonesia agar menguasai enam literasi dasar menurut World Economic Forum tahun 2015 yaitu literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi financial, serta literasi budaya dan kewargaan.
Para volunteer berusaha menanamkan kepada masyarakat khususnya anak- anak yang rutin menjadi pengunjung taman baca GPAN Pekalongan bahwa belajar itu sangat menyenangkan. Langkah yang ditempuh adalah dengan cara memberikan pengalaman- pengalaman belajar baru yang seru, dan permainan edukasi yang telah dipaparkan di atas.
Saat ini arti dari literasi berkembang menjadi semakin dalam dan semakin luas. Mengenal arti dari kata literasi itu sendiri dalam bahasa latin yaitu literatus yang artinya adalah orang yang belajar. Jadi bisa dikatakan muara dari berliterasi adalah belajar. Orang yang belajar adalah orang yang tengah berliterasi.
Kami para volunteer GPAN Pekalongan sepakat kegiatan literasi yang digalakkan kepada masyarakat haruslah didorong untuk menumbuhkembangkan daya berpikir kritis, daya kreatif, daya tahan dan daya saing agar memiliki kesempatan yang sama mampu untuk bersaing di tingkat global di era super modern ini. Hal ini terwujud dari kegiatan taman baca yang telah kami lakukan.
Kegiatan GPAN Pekalongan lainnya bertajuk GPAN Pekalongan Roadshow to TBM yaitu melakukan kunjungan ke TBM, sebagai bentuk kolaborasi dengan TBM di Pekalongan. Susunan acaranya adalah pengenalan komunitas GPAN Pekalongan kepada masyarakat setempat, pemberian materi tentang literasi, membaca bersama, mendongeng, bermain games dan ice breaking sebagai kegiatan selingan yang positif dan menyenangkan.
Kegiatan ini melibatkan masyarakat terutama anak- anak sekitar TBM untuk menjadi audiens. Kedatangan para volunteer ke TBM – TBM disambut hangat oleh anak- anak. Sepanjang kegiatan berjalan anak- anak terlihat antusias dan mengikutinya dengan wajah ceria dan bahagia. Artinya konsep acara yang kami buat adalah suatu hal yang menyegarkan bagi anak- anak serta bernilai edukasi yang tinggi.
Bentuk kolaborasi lain dengan TBM adalah menjadi tempat saling berbagi ide bagaimana menumbuhkan minat baca di masyarakat yang masih rendah. Fasilitas basecamp, fasilitas buku untuk membantu kegiatan taman baca yang diberikan kepada GPAN Pekalongan adalah wujud nyata dukungan dari para pengelola TBM demi mencapai tujuan bersama yaitu meningkatkan literasi di masyarakat.
Berbagai upaya dari pemerintah untuk meningkatkan literasi masyarakat Indonesia telah dilakukan. Seperti program GLN ini . Upaya- upaya tersebut untuk menyiapkan masyarakat Indonesia agar memiliki SDM yang unggul sebab kita tengah bersiap memasuki era revolusi industry 4.0. Sebuah fenomena revolusi zaman yang harus menjadi perhatian terhadap dampak luar biasa yang akan ditimbulkan. Maka upaya yang harus dilakukan oleh generasi muda baik masyarakat di dunia secara umum dan pada masyarakat Indonesia secara khusus adalah bersikap adaptif dan antisipatif.
Zaman berkembang teramat pesat, dan perubahan adalah suatu keniscayaan. Tidak peduli bagaimana kita siap atau tidak siap perubahan akan terus terjadi. Siapa saja yang tidak mau berinovasi maka ia aka tergilas oleh arus perubahan. Rangkullah perubahan, jangan takut terhadapnya. (Robert Slater, Jack Welch, dan the GE Way.
Inovasi bisa tercipta karena sumber daya manusianya berkualitas, mau menambah wawasan, kreatif, ulet, tidak cepat puas, memiliki daya saing serta terus belajar dan banyak belajar hal baru salah satu caranya dengan banyak membaca misalnya, baik membaca buku, majalah, Koran, artikel di internet dan lain- lain, dan kita tahu buku itu sendiri adalah jendela dunia yang dapat menambah wawasan dan sedugang manfaat yang diberikan baik dilihat secara ilmu kesehatan atau sisi psikologi.
Demikian praktik baik literasi di masyarakat dengan cara cerdas yang telah dilakukan GPAN Pekalongan untuk meningkatkan kemampan literasi masyarakat indonesia. Orang tua yang menitipkan anaknya untuk belajar dan bermain di stand taman baca GPAN Pekalongan, keceriaan dan antusias yang anak- anak tunjukkan saat belajar bersama para volunteer, mengindikasikan adanya respon yang positif terhadap eksistensi GPAN Pekalongan .
Komunitas ini perlu banyak dukungan dari berbagai pihak yang peduli dengan permasalahan mendasar negara ini, kami yang tengah berupaya menggelorakan literasi dan menyukseskan program nasional GLN ini . Semoga kegiatan positif dari komunitas kami GPAN Pekalongan berdampak besar terhadap peningkatan kemampuan literasi masyarakat Indonesia . Besar harapan kami generasi emas Indonesia segera bermunculan seiring membaiknya budaya literasi masyarakat indonesia yang tujuan akhirnya mencetak SDM yang unggul dan mampu bersaing dengan bangsa lain di kancah internasional.
Salam Mengabdi ! Salam Literasi !
Salam literasi! Dari Konstantinopel squad
BalasHapusHwah...infonya detail sekali kak..semoga bisa ikut mencerdaskan bangsa lewat tulisan tulisan yg kita posting
BalasHapusSalam kenal dr tim konstantinopel
Hehe. Makasih kak sudah mampir.
BalasHapusSalam literasi 👆👆
BalasHapusSemangat membangun negeri 😉
Salam literasi, budayakan membaca untuk kecerdasan bangsa
BalasHapusAku bacanya jadi menggebu gebu..
BalasHapusJadi makin semangat untuk segera mendirikan TBM, salam literasi kak...
😊😊
Semoga Allah mudahkan kak. Aamin.
Hapus